WIR MUNDUR WIR?

ichsan kamill
3 min readDec 25, 2023

--

yth bapak yang wir-wir semau-maunya

untuk tulisan ini lebih awal saya katakan bahwa saya tidak berusaha berkampanye pada paslon nomer berapapun, saya tidak ada kaitannya dengan hal itu. banyak ahli yang kiranya lebih baik menata beberapa alasan dasar mengapa musti memilih orang-orang yang berdebat beberapa minggu lalu.

Selasa, 12 Desember 2023. ketiga calon presiden berdebat tentang banyak hal, diantaranya adalah bla-bla-bla (Sejujurnya saya tidak menonton dengan serius karena terditraksi dengan ucapan sorrrrryyyy yeeee…. dari seorang calon yang paling suhu dan senior menjabat sebagai calon presiden. hehe

Jumat, 22 Desember 2023. debat kedua dimulai, kemarin presidennya. sekarang wakilnya. disini saya mulai merasa resah.

saya memakan nasi dan ayam goreng serta sayur sop yang disajikan istri saya malam itu. dengan nikmatnya saya mendengarkan visi misi dari cawapres, dimulai dari cawapres kedua, lalu ketiga. seorang profesor bernama prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P.

saya mencatat jelas apa yang ia ucapkan malam itu, disini.

dan saya menggaris bawahi apa yang ia katakan, yang membuat rasanya ada yang tidak beres dari apa yang dia ungkapkan.

bukan seperti ia memiliki contekan atau beliau adalah robot yang didesain untuk berbicara layaknya isu pada debat capres pada 2019 lalu. namun kurang lebih begini yang ia ucapkan

saudara sekalian kita harus lawan korupsi menimbang istilah anak muda. Hey Koruptor! kutabrak kau!. hey wir mundur kau wir….

hah? wir?

saya ulangi, menimbang istilah anak muda, kutabrak kau, hey wir mundur wir. apa maksudnya?

pertama-tama dengan anak muda yang mana bapak prof itu bergaul?

sekarang biar saya ulang apa yang saya resahkan, ia mengatakan hey wir mundur wir.

saya berusaha mencari-cari WIR yang bapak cawapres no 2 itu maksud dalam ucapannya

tidak lain tidak bukan jika memang benar, pak mamfud scroll tiktok dan menemukan salah satu video muncul dengan mengkategorikan seseorang yang sedang berada diatas kemampuan orang lain. (untuk lebih jelas sebagai contoh anak muda yang ditimbang pak mamfud ada disini

Ok. sudah ketemu pertanyaan pertama. anak muda yang mana yang pak mamfud timbang

yang kedua adalah pronomina “Wir” ditunjukan kepada siapa?

ah bukan kapasitas saya untuk mengira-ngira hal ini

tapi saya ingin membalikan pertanyaan menjadi apa “wir” itu sendiri?

“WIR” yang dimaksud dalam timbangan anak muda versi pak mamfud adalah “Jawir”

ok mari kita mulai

APA SEBENARNYA JAWIR ITU?

Jawir merupakan akronim dari “Jawa Ireng” yang berarti ‘Jawa Hitam’. Istilah Jawir sudah lama digunakan sebagai julukan bagi masyarakat orang Jawa. Biasanya, yang diberi julukan seperti itu adalah orang Jawa yang memiliki logat kental alias berbicara medok.

orang jawa mungkin gak baper, atau kita tidak mengerti dan tidak bisa memutuskan apakah mereka marah atau tidak menjadi guyonan. saya tidak mau mengira-ngira. namun, coba pikirkan ini.

disisi yang lain, ungkapan kata “cina” sudah tidak diperbolehkan, orang dengan etnis ini diganti dengan kata “tionghoa” berdasarkan Keppres no 12 Tahun 2014 dengan berbagai alasan yang disebut “rasis” untuk penjelasan diskusi ada disini.

bagaimana dengan jawa ireng? artinya jawa hitam. apakah cukup beretika seorang yang kelak bahkan memampangkan wajahnya untuk menjadi wakil presiden berbicara seperti itu?

memang orang jawa sudah lama menjadi bahan guyon masyarakat, karena sikapnya yang kalem dan santai, menumpang di jakarta untuk mencari rezeki, sudah tentu mereka terbiasa dengan kesabaran yang kompleks,

namun biasanya ia diguyon oleh temannya, bukan ama calon wakil presiden, betul?

dengan segala rentetan pelajaran yang dicapai dan jabatan yang dibebankan kepada pundak bapak mamfud, apa nilai etika sudah membosankan dan tidak populer?

masih banyak anak muda yang ditimbang, gak semuanya war wir war wir.

Sekian, salam.

--

--